Yoghurt Homemade

CARA MEMBUAT HOMEMADE YOGHURT

CARA I

Bahan:

– 500 ml susu cair (misalnya: Susu Ultra)

– 4 sdm Yoghurt plain (tanpa rasa)

Cara Membuat:

1. Panaskan susu cair hingga suam-suam kuku (kira-kira 40 -50 derajat celcius). Tapi ingat, jangan sampai mendidih ya.

2. Masukkan yoghurt, lalu aduk rata dengan whisk (pengaduk telur dari kawat/Schneebesen).

3. Masukkan ke wadah tertutup (misalnya: Tupperware atau toples bekas selai).

4. Selimuti wadah tersebut dengan handuk atau kain bersih, lalu taruh di tempat yang hangat.

5. Tunggu 24 jam, dan jadilah si yoghurt yang sudah mengental.

CARA II

Bahan:

– biang / stater yogurt (bisa beli diswalayan, plain/tawar) 50ml

– susu UHT atau susu bubuk 500ml

Cara Membuat:

  • Susu UHT dipanaskan (tdk sampai mendidih, hanya pinggirnya saja terlihat menggelembung), diamkan sesaat, pindahkan kedalam wadah yg ada tutupnya.
  • Masukan stater / biang kedalam susu tadi (gunakan sendok plastik), aduk hingga rata.
  • Tutup wadah calon yogurt tadi hingga rapat, bungkus wadah tersebut dgn lap.
  • Simpan ditempat yg hangat, dhn suhu kurang lebih 38-45derajatcelcius.(bisa menggunakan magic jar utk mendapatkan suhuyg diharapkan, jd wadah yg berisi calon yogurt ditaruh diatas magicjar yg sedang bekerja, magic jarnya bukan dlm keadaan terbuka, tapi memang ditauh diatas tutup magic jar)

Dalam waktu 3-4 jam, yogurt sdh jadi, trus simpan di

kulkas.semakin lama disimpan dikulkas akan semakin asam.

NOTE: Untuk membuat yogurt selanjutnya, stater/biangnya bisa pakai

yogurt hasil buatan sebelumnya.

Kalau mau pakai susu bubuk, berarti susu bubuknya dilarutkan

terlebih dahulu.

CARA III

Bahan :

1 ltr susu UHT plain

1 sachet susu bubuk Dancow instant

100 ml Yogurt Plain (contohnya merk Biokul)

Alat Penunjang  :

Termos plastik

Kantong plastik bening

Cara Membuat :

Masak susu sampai hangat (sambil diaduk) lalu tambahkan susu bubuk dan yoghurt plain, aduk

rata.

Tuang campuran susu tersebut ke dalam kantong plastik lalu ikat.

Kemudian masukkan plastik berisi susu tersebut ke dalam termos lalu tuang air hangat secukupnya (sampai kantong plastik berisi campuran susu terendam)

Tutup rapat dan simpan selama 6 -8 jam.

Susu akan mengental dan aroma serta rasanya akan terasa asam.

Bila sudah jadi, ambil 100 ml yogurt untuk biang pembuatan yogurt berikutnya. Simpan dalam kantong plastik yang masih baru/steril sampai waktu akan digunakan.

CARA IV

  1. Siapkan susu yang sudah dicairkan dengan air matang sebanyak 1 liter lalu tambahkan susu krim sebanyak 15%.
  2. Masak dengan api kecil sambil diaduk terus selama 30 menit tetapi jangan sampai mendidih. Hal ini hanya bertujuan untuk menguapkan air sehingga nantinya akan terbentuk gumpalan atau solid yoghurt.
  3. Jika sudah, solid yoghurt lalu diangkat dan didinginkan kira-kira sampai hangat-hangat kuku baru kemudian ditambahkan bibit yoghurt sebanyak 2 – 5% dari jumlah yoghurt yang sudah mengental tadi. Bibit yoghurt memang tidak dijual di pasaran secara bebas tetapi dapat anda peroleh disalah satu toko. Atau secara sederhananya kita dapat menggunakan yogurt yang plain (tanpa rasa tambahan), tanpa gula dan tanpa aroma sebagai bibit yoghurt.
  4. Diamkan selama 24 jam dalam wadah tertutup untuk menghasilkan rasa asam dan bentuk yang kental .
  5. Semakin tinggi total solidnya maka cairan bening yang tersisa semakin sedikit, dan yoghurt yang dihasilkan semakin bagus. Solid yoghurt yang belum diberikan tambahan rasa ini dapat juga dijadikan bibit yoghurt untuk pembuatan selanjutnya.
  6. Setelah berbentuk yoghurt dapat ditambahkan sirup atau gula bagi yang tidak kuat asamnya, bahkan bisa ditambahkan dengan perasa tambahan makanan seperti rasa jeruk, strawberry dan leci yang dapat kita peroleh di apotek-apotek. Yoghurt dapat disajikan tidak hanya sebagai minuman, tetapi juga dapat disajikan bersama salad buah sebagai sausnya ataupun sebagai bahan campuran es buah.
  7. Yoghurt yang sudah jadi dapat ditempatkan di wadah plastik ataupun kaca. Kalaupun kita ingin menggunakan wadah plastik sebaiknya yang agak tebal, akan tetapi bila ingin menyimpan yoghurt untuk waktu yang lebih lama sebaiknya menggunakan wadah kaca.

Kebersihan merupakan hal yang harus sangat kita perhatikan, sehingga sebaiknya semua alat yang digunakan direbus terlebih dahulu dalam air mendidih selama 5-10 menit. Apabila kebersihan tidak dijaga dapat mengakibatkan yoghurt tidak jadi, dengan ciri-ciri tidak berasam walaupun berbentuk solid, di permukaan solid ditumbuhi jamur yang berbentuk bintik-bintik hitam dan berbau asam yang sangat tajam.

Untuk yoghurt yang kita buat sendiri sebaiknya paling lama  penyimpanannya selama 1 minggu.

Selain masalah kebersihan, masalah penyimpanan yoghurt juga perlu untuk diperhatikan.

Co-paste dari FB Group HHBF yang dirangkum dari berbagai sumber

Cerita kelahiran Kaka

Cerita kelahiran Kaka

Hari itu hari Sabtu, 14 Juli 2012, saat bunda ingin wudhu sholat subuh, keluar bercak lendir darah. Sebenarnya HPL (Hari Perkiraan Lahir) Kaka tanggal 22 Juli 2012, masih 8 hari lagi. Bahkan ayah dan bunda berencana menghadiri gatheringnya ayahASI di … Baca lebih lanjut

Dikirimkan di Kaka

Baby Feeding

Bingung dengan berbagai ‘aliran’ MPASI, saya coba mencari referensi estimasi kuantitas. Maklum, selain tekstur, kuantitas ini yang membuat saya galau (aaiiiihh…), karena Kaka seperti hampir tidak bermasalah dengan tekstur dan kualitas yang di atas usianya. Ingin sekali mengikuti kemampuan makannya Kaka, tapi saya kok ngeri yaa dengan lambungnya…sanggup ga yaa…

Well, ini adalah sebuah perkiraan konsumsi bayi kita yang ditulis oleh Gina Bevinetto Feld di parenting.com. Menurutnya (menurut saya juga), setiap bayi berbeda-beda, namun bisa ditarik estimasi mengenai konsumsi bayi seiring pertumbuhannya dari bayi sampai batita, dan hal ini berdasarkan kesimpulan para ahli. Namanya juga estimasi, jadi tidak perlu terlalu presisi kuantitasnya, perhatikan saja tanda-tanda yang diberikan bayi kita ketika ia sudah siap untuk naik tahap (tekstur maupun kuantitas).

Berikut estimasinya (notes: 1 oz = sekitar 30 ml)

Age: Birth to 2 weeks

Formula: 18-24 oz (2-3 oz per bottle)
Breast milk: 8 to 12 nursings
Solids: None
Servings per meal: N/A

Age: 2 weeks to 2 months
Formula: 20-32 oz (4 oz per bottle)
Breast milk:6 to 10 nursings
Solids: None
Servings per meal: N/A

Age: 2 to 4 months
Formula: 30-36 oz (5 oz per bottle)
Breast milk: 6 to 8 nursings
Solids: None
Servings per meal: N/A

Age: 4 to 6 months
Formula: 32-40 oz(6 oz per bottle)
Breast milk: 5 to 6 nursings
Solids: 1 meal/day (optional)
Servings per meal: 2 to 4 Tbsp of cereal or pureed Stage 1 baby food

Age: 6 to 9 months
Formula: 24-32 oz (7 oz per bottle)
Breast milk: 4 to 5 nursings
Solids: 1 to 3 meals/day
Servings per meal: 2 to 4 Tbsp of 2 foods* or up to a whole jar of Stage 2 baby food

Age: 9 to 12 months
Formula: 20-32 oz (8 oz per bottle)
Breast milk: 3 to 4 nursings
Solids: 3 meals/day
Servings per meal: 3 to 4 Tbsp of 3 foods** or up to a whole jar of Stage 3 baby food

Age: 12 to 15 months
Formula: 16-20 oz (8 oz per bottle)
Breast milk: 2 to 3 nursings
Solids: 3 meals and 2 snacks/day
Servings per meal: 1/4 of an adult serving size

* Cereal, fruits, vegetables, meats, grains; transition from watery puree to a thicker or chunkier puree. You can go to combo baby foods (such as chicken and sweet potatoes) once you’ve given the individual foods.

** Same foods as above, plus table foods

Reference: http://www.parenting.com/article/our-daily-baby-feeding-plan

Mendidik Anak Cerdas dan Berbakat

Sebagai orang tua masa kini, kita seringkali menekankan agar anak berprestasi secara akademik di sekolah. Kita ingin mereka menjadi juara dengan harapan ketika dewasa mereka bisa memasuki perguruan tinggi yang bergengsi. Kita sebagai masyarakat mempunyai kepercayaan bahwa sukses di sekolah adalah kunci untuk kesuksesan hidup di masa depan.

Pada kenyataannya, kita tidak bisa mengingkari bahwa sangat sedikit orang-orang yang sukses di dunia ini yang menjadi juara di masa sekolah. Bill Gates (pemilik Microsoft), Tiger Wood (pemain golf) adalah beberapa dari ribuan orang yang dianggap tidak berhasil di sekolah tetapi menjadi orang yang sangat berhasil di bidangnya.

Kalau IQ ataupun prestasi akademik tidak bisa dipakai untuk meramalkan sukses seorang anak di masa depan, lalu apa?

Kemudian, apa yang harus dilakukan orang tua supaya anak-anak mempunyai persiapan cukup untuk masa depannya?

Jawabannya adalah: Prestasi dalam Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligence), dan BUKAN HANYA prestasi akademik.

Kemungkinan anak untuk meraih sukses menjadi sangat besar jika anak dilatih untuk meningkatkan kecerdasannya yang majemuk itu.

9 Jenis Kecerdasan

Dr. Howard Gardner, peneliti dari Harvard, pencetus teori Multiple Intelligence mengajukan 8 jenis kecerdasan yang meliputi (saya memasukkan kecerdasan Spiritual walaupun masih diperdebatkan kriterianya):

Cerdas Bahasa – cerdas dalam mengolah kata

Cerdas Gambar – memiliki imajinasi tinggi

Cerdas Musik – cerdas musik, peka terhadap suara dan irama

Cerdas Tubuh – trampil dalam mengolah tubuh dan gerak

Cerdas Matematika dan Logika – cerdas dalam sains dan berhitung

Cerdas Sosial – kemampuan tinggi dalam membaca pikiran dan perasaan orang lain

Cerdas Diri – menyadari kekuatan dan kelemahan diri

Cerdas Alam – peka terhadap alam sekitar

Cerdas Spiritual – menyadari makna eksistensi diri dalam hubungannya dengan pencipta alam semesta

Membangun seluruh kecerdasan anak adalah ibarat membangun sebuah tenda yang mempunyai beberapa tongkat sebagai penyangganya. Semakin sama tinggi tongkat-tongkat penyangganya, semakin kokoh pulalah tenda itu berdiri.

Untuk menjadi sungguh-sungguh cerdas berarti memiliki skor yang tinggi pada seluruh kecerdasan majemuk tersebut. Walaupun sangat jarang seseorang memiliki kecerdasan yang tinggi di semua bidang, biasanya orang yang benar-benar sukses memiliki kombinasi 4 atau 5 kecerdasan yang menonjol.

Albert Einstein, terkenal jenius di bidang sains, ternyata juga sangat cerdas dalam bermain biola dan matematika. Demikian pula Leonardo Da Vinci yang memiliki kecerdasan yang luar biasa dalam bidang olah tubuh, seni, arsitektur, matematika dan fisika.

Penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik saja tidak cukup bagi seseorang untuk mengembangkan kecerdasannya secara maksimal. Justru PERAN ORANG TUA dalam memberikan latihan-latihan dan lingkungan yang mendukung JAUH LEBIH PENTING dalam menentukan perkembangan kecerdasan seorang anak.

Jadi, untuk menjamin masa depan anak yang berhasil, kita tidak bisa menggantungkan pada sukses sekolah semata. Ayah-Ibu HARUS berusaha sebaik mungkin untuk menemukan dan mengembangkan sebanyak mungkin kecerdasan yang dimiliki oleh masing-masing anak.

Oleh: Dr. Andyda Meliala

Sumber : info.balitacerdas.com

Suka Duka Pumping di Kantor

Episode hidup kali ini rasanya perlu diabadikan. Kenapa? Karena kalau ditanya ibu-ibu yang lain, terutama new-mom, saya bisa jawab karena ada dokumentasinya. Maklum, emak emak suka lupa *nyengir*.

First Impression of Pumping

Hoalah..hari pertama saya sudah pumping. Karena Kaka belum bisa nyusu langsung di PD, belum jago, sampai akhirnya dia dehidrasi dan demam. Syukurnya, rumah bersalin tempat Kaka lahir proASI, jadi tidak ditawarkan sufor, tapi karena Kaka demam, dan belum bisa nyusu, ditawarkanlah cairan gula. Syukurnya, ayah Kaka yang sudah mengaku sebagai ayahASI (yes berhasil! padahal dia produk sufor lho), menolak dengan gigih (halaaah…) dan mendukung saya untuk segera pumping manual by hands (secara, belum bisa mompa pake alat, padahal sudah dibawa tuh alat..). Akhirnya mompa tangan, wadahnya apa? Yup, langsung ke cupfeeder, lalu disendoki sama ayah langsung ke mulut Kaka yang tidur melulu itu..

Alhamdulillah, sekitar 30ml pertama ASI saya yang kaya kolostrum berhasil disuapi ke mulut kecil Kaka. Perlahan, suhu tubuh Kaka mulai menurun ke suhu normal. Thanks to ayah.

Persiapan Sebelum Cuti Berakhir

Well, persiapan pumping di awal masuk pasca cuti 3bulan, hemm…awalnya pumping H-14 di rumah. Jadwalnya? Sesempatnya, kalau Kaka lagi bobo, setelah subuh, sebelum tidur, dll. Hasilnya..tuh kan saya sudah lupa..*hufh*. Kalau tidak salah sekitar 10-14botol saja (haaa…ketahuan malasnyaaaa..). Geleng-geleng deh kalau lihat di web foto isi kulkas para ibu yang penuh dengan ASIP.

Bagaimana dengan kulkas saya? Haiyaaaah…tidak pernah full. Padahal cuma kulkas 1 pintu. Bukannya tidak mau well prepared, tapi Kaka rencananya akan disekolahkan (istilah lebih halus lagi dari daycare) di dekat kantor, jalan kaki sekitar 10menit, naik motor 5menit. Jadi, kalau kenapa-kenapa tinggal tancappp… Selain karena, susah juga ternyata nyari waktu luang untuk pumping saat masih cuti, apalagi, cuma sendiri di rumah (berdua deng, sama si Kaka).

Sedikit memang, dibandingkan ibu-ibu lain. Lebih tragis lagi, saat trial daycare, ternyata Kaka ga suka ASIP yang disimpan lebih dari 5 hari. Konsul ke KL aimi (thanks to Mba Eldi), kemungkinan karena enzim lipase ASIP-ku banyak, jadi rasanya anyep kalau lama disimpan. Ada bayi yang nerima, ada yang nolak. Tapi penolakan itu lebih karena rasa, selera, bukan karena kandungan gizi atau kualitas ASIP. Oke..jadilah itu ASIP dibuang. Eh tapi ada yang lebih tragis lagi setelah ini.. What??

Yup, saat trial H-1, saya lupa bawa pompa. Alhasil, stock kosong dong.. ada sih ASIP yang ga dibuang, berharap Kaka akan lupa rasa dan berselera, tapi… akhirnya saya pumping manual (by hands), yang lama dan pegel (hosh!). Alhamdulillahnya, sang pemilik daycare baik hati meminjamkan pompanya yang jarang dipakai. Lumayan lah, dapat 2 botol.

Pumping @ Kantor

Pertama kali pumping di kantor, masih belum terbayang, gimana nanti sterilisasinya… Itu yang paling ribet sih.. Setelah googling dan tanya-tanya temen kantor (thanks to Mba Prima and Mba Ida), cukup dikocok-kocok air panas aja kalau mau digunakan lagi. Atau kalau tidak sempat, ya masukin kulkas aja pompanya, bisa dipakai untuk 8jam di hari yang sama. Alhamdulillah, kantor punya kulkas 2 pintu!

Tempat pumping di kantor bunda bisa di ruangan bunda sebenarnya. Cuma karena bunda berdua dengan dosen lain, bunda tidak bisa setiap saat menggunakan ruangan itu. Maklum beliau sibuk dan sering kedatangan tamu. Akhirnya sejak pertama,  bunda memilih ruang server untuk pumping (karena teman yang pumping-mom juga pumping disana). Tantangannya adalah…dingin rek! Namanya juga ruang server, puooolll banget dinginnyaaa.. Yaa berharap saja tidak mengurangi relaksasi saat pumping. Sambil senyum-senyum dalam hati, ada ga ya working mom yang pumping-nya di ruang server juga? Kadang, keyboardnya suka kepencet atau kesenggol.. Hehe.. Syukuri saja lah, lebih baik daripada harus di toilet. Tapi karena dinginnya itu, bunda akhirnya pumping di ruangan juga, kalau kondisi memungkinkan. Alhamdulillah dosen room-mate bunda ini kooperatif, bahkan suka cerita pengalaman membesarkan anak-anaknya dulu. Pernah juga bunda numpang di ruangan Mba Prima, karena dia kepala Lab, jadi ruangannya sendiri deh..

Hasil perah hari-hari pertama masih sedikit, 120ml dari double pumping. Mungkin karena bunda ga rajin perah pas cuti. Padahal dulu awal-awal Kaka lahir, hasil perahnya 120ml itu untuk single pumping. Sebenarnya ada tips untuk boosting ASIP menjelang masuk kerja pascacuti: saat menyusui, pumping PD yang satu lagi, atau, sebelum menyusui, pumping dulu PD-nya (supaya demandnya jadi lebih banyak).

Sehari 2-3x sesi pumping di kantor, dimulai jam10 atau 11, tiga jam berikut, dan sebelum pulang. Tapi semakin kesini semakin lebih sering 2x saja, hehe, bunda padahal tau urgensi disiplin jadwal pumping, tapi jadwal ngajar dan kesibukan yang tentatif membuat jadwal jadi tentatif juga. Apalagi tipikal saya, kalau udah serius sama satu pekerjaan, susah untuk di-interupt. Kalau jadwal molor, sesi kedua atau ketiga pumping biasa dilakukan di mobil, di perjalanan pulang menjemput Kaka di daycare. Syukurnya, kaca mobil sudah dilapisi dark film.

Akhirnya hasil pompa mulai meningkat, dari 120 ke 150, 16, 180, sampai pernah 240ml (double pumping). Alhamdulillah sehari bisa bawa 3-4botol untuk oleh-oleh Kaka. Naik turunnya hasil perah, bunda analisa selama ini lebih karena faktor daya hisap Kaka. Kalau Kaka lagi sedikit nyusu-nya, biasanya hasil perah juga menurun. Selain itu juga karena faktor fisik, kemudian baru psikis. Karena sejak menyusui, bunda menghindari pekerjaan tensi tinggi, waktu masih single, okelah dijabanin…hehe.. Walau bunda lagi agak stress dengan jadwal ngajar yang padat, belum lagi persiapan bahan ajarnya, hasil pumping bisa tetap banyak, dan juga sebaliknya, kalau lagi ga ada beban masalah (hayaaah…), pumping juga bisa menurun tuh..

Pengalaman paling sedih itu, ketika bunda mengorbankan jadwal pumping untuk masuk kelas ontime, eh malah mahasiswanya belum pada dateng. Uuuugghh…rasanya pengen bilang ‘hajat hidup anak saya, saya tunda demi kalian’, astagfirullah…langsung istighfar dan meluruskan lagi niat mengajar..

Memberikan ASIP untuk menunjang ASIX untuk Kaka, bukan sekedar untuk menjamin asupan terbaik untuk Kaka, tetapi juga karena Kaka mesti ASIX. Waktu Kaka 1,5 bulan, Kaka pernah dilanda kolik. Setelah melakukan diet menu tertentu atas anjuran dokter, koliknya hilang. Dan salah satu menunya adalah produk susu sapi. Jadi, kalau Kaka gagal ASIX, pilihannya tinggal susu soya, yang mana tingkat rekomendasinya masih di bawah susu sapi. Doakan ya semoga Kaka bisa lulus S1, S2 dan S3 ASIX, terus jadi profesor ASIX deh..:)